STRESS KERJA

Written by Soci Smart Psychologi Institute on Selasa, 19 Oktober 2010 at 12.29

TANYA :
Saya bekerja di PT. W, mempunyai bawahan, seorang tenaga administrasi kepercayaan saya, sebut saja namanya Bawon, berumur 47 tahun, sudah berkeluarga dan memiliki anak. Saya melihat beberapa bulan belakangan ini dia berubah, tidak seperti Bawon yang pernah saya kenal dulu. Sebelum ini, Bawon yang saya kenal adalah seorang yang periang, setiap tugas yang diberikan selesai dikerjakannya dengan penuh semangat. Karenanya saya lebih suka memberikan tugas ke dia darpada yang lain. Tapi sekarang saya nggak tau kenapa, Bawon menjadi pemurung dan sangat mudah tersinggung. Tugas-tugas pun tidak dikerjakan dengan baik dan tepat waktu dengan alasan lupa, akhirnya saya enggan memberikan tugas kepadanya, daripada kerjaan berantakan. Namun akibatnya teman-teman sekerjanya jadi cemburu pula. Sekarang Bawon juga gampang sakit, sedikit-sedikit permisi, cuti, seperti tidak betah kerja atau memang betul-betul sakit. Saya pernah coba tanya ke dia dari hati ke hati, ada apa, mungkin ada masalah yang bisa saya bantu penyelesaiannya, tapi dia tidak mau terbuka. Serba susah jadinya Gimana ni Bu caranya untuk menangani anggota yang model begini. Pusiing…
Aulia – salah satu kebun



JAWAB :
Wah.. Pusing ya Aulia ..? Tapi inilah hidup. Selagi hidup riak-riak konflik akan terus silih berganti mewarnai, ya nggak di diri aja, tapi juga mungkin di keluarga, di masyarakat, di teman, di atasan, dan sekarang gilirannya di bawahan. Saran saya, jangan pernah kapok menghadapi permasalahan yang timbul. Permasalahan jangan dihindari, tapi justru dicarikan solusinya. Hal ini akan menyeimbangkan kondisi kejiawaan (psikis) kita. Ini hal pertama yang ingin saya sampaikan. Selanjutnya, kita akan coba bahas tentang bawahan Aulia.
Sebenarnya, untuk membantu penyelesaian kasus Bawon ini, kita harus tahu dulu historisnya, secara menyeluruh. Terlepas dari itu, indikasi yang disampaikan adalah bagian dari gejala stress kerja. Aulia sebagai atasan saya sarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini :
1. Jika struktur organisasi sudah ok, sebaiknya Aulia menyusun job description (uraian tugas) masing-masing anggota yang bergerak dari struktur organisasi yang ada. Diskusikan dahulu dengan anggota mengenai pembagian tugas sebelum ditetapkan. Dengan demikian, tugas masing-masing akan jelas dan tidak ada yang saling cemburu yang bisa menimbulkan konflik dan ketidaknyamanan dalam bekerja. Aulia perlu tahu bahwa salah satu penyebab stress kerja bisa berasal dari faktor organisasi seperti : ketidakjelasan tugas dan tanggung jawab, tuntutan tugas yang berlebihan, struktur organisasi yang tidak pas, gaya kepemimpinan yang tidak menyenangkan, karir yang tidak jelas, dll. Sebab lainnya adalah faktor kepribadian individu itu sendiri yang memang pesimis dan selalu berpikiran negatif, ketidaksiapan dalam menghadapi permasalahan kehidupan, dll.
2. Jika memungkinkan, Aulia coba identifikasi sumber stress (stressor) apa saja yang mungkin menjadi pemicu perubahan perilaku Bawon. Mungkinkah stressornya adalah kondisi ekonomi yang tidak mencukupi kebutuhan keluarga? Atau terlalu banyak masalah hidup yang tidak mampu diselesaikan dan dibiarkan begitu saja sehingga menggangu keseimbangan jiwanya ? atau mungkin ada tugas-tugas sampingan lainnya di luar pekerjaan yang cukup menyita pikirannya ? Adakah konflik keluarga? Atau mungkin ada ketidakpuasan karena caareer planning mentok, gaya kepemimpinan para pimpinan di situ, sarana kerja yang tidak memadai, dll? Atau karena overload tugas ? Overload di sini bisa diartikan sebagai tuntutan tugas yang jumlahnya terlalu banyak sehingga waktu yang dimiliki dirasa tidak cukup untuk menyelesaikannya atau overload dalam arti tugas tersebut rumit dan kompleks, sementara kompetensi yang dimilikinya belum bisa menjangkau sampai kesana. Atau mungkin stressor lain yang tentu hanya bisa digali melalui komunikasi dengan yang bersangkutan atau keluarga dan teman dekatnya. Jika sudah ketemu stressornya, baru bisa direncanakan tindak lanjutnya.
3. Jika memungkinkan, bantulah Bawon mencarikan solusi terbaik bagi permasalahan yang dihadapinya, apapun itu. Jika tidak memungkinkan, cobalah minta bantuan pemuka agama di situ, keluarganya atau siapapun yang bisa dia percaya untuk ikut membantu menyelsaikan masalahnya.
4. Akan sangat baik jika Bawon tetap mempunyai teman yang dipercaya untuk curhat, yang bisa membantunya menerima dan menyadari segala kelebihan & kekurangan, kegagalan & kesuksesan, kesedihan & kebahagiaan, sebagai bagian dari kehidupan yang tidak terpisahkan, dan bisa terjadi pada siapapun. Jika Bawon belum mau terbuka, cobalah untuk melakukan pendekatan yang memang butuh waktu. Menyapa dan sering berkomunikasi serta melibatkan diri dengannya tentang apa saja akan jadi permulaan yang bagus yang bisa menghancurkan tembok komunikasi antara atasan dan bawahan, sehingga pada akhirnya dia mau terbuka.
5. Saya yakin sekali Aulia seorang atasan yang perhatian kepada anggota. Aulia bisa melihat perubahan-perubahan perilaku yang terjadi. Saya juga yakin dari penyampaian, Aulia dengan tulus ingin membantu Bawon untuk keluar dari masalah yang dihadapinya. Gejala yang dialami Bawon seperti lupa, sulit berkonsentrasi, tidak bisa mengatur prioritas kerja, itu juga merupakan gejala stress kerja. Untuk ini Aulia bisa bantu dengan menugaskan Bawon untuk membuat catatan daftar pekerjaan yang akan dikerjakan besok pagi dan cobalah bantu untuk mengarahkan pekerjaan mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu. Jangan bebani dia dengan pekerjaan yang overload dulu. Yang penting saat ini fokus saja pada bagaimana caranya supaya Bawon punya aktivitas yang mengaktifkan pemikirannya secara ringan dan membuat dia merasa berharga, karena orang stress biasanya bisa mengalami krisis kepercayaan diri dan harga diri. Di sela-sela waktu kerjanya, beri dia izin tidur beberapa saat jika dia membutuhkannya.
Jika Bawon bisa didorong untuk melakukan meditasi minimal 20 hingga 30 menit per hari, akan sangat bermanfaat untuk membantu mengembalikan kreativitas dan melatih konsentrasi sekaligus meringankan beban stress. Meditasi yang saya maksud di sini adalah berdiam diri dengan posisi duduk bersila di tempat yang tenang dan bersih, memusatkan pikiran hanya kepada Tuhan sambil berserah diri dan mohon ampun atas segala kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya.
6. Beri kesempatan bagi Bawon untuk cuti dan berlibur tanpa harus memikirkan tugas-tugas kerjanya.
7. Dorong Bawon untuk tetap ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan. Rekan-rekan kerja Bawon saya kira perlu juga diimbau untuk bisa memaklumi keadaan Bawon dan tidak berkonfrontasi dengannya, karena biasanya kondisi orang stress memang sangat mudah marah, sangat sensitif dan cemas, sehingga sangat mungkin memunculkan salah faham yang akan mengganggu hubungan komunikasi dan pergaulannya.
8. Hal lain yang bisa saya sarankan untuk Bawon adalah : benar-benar menjaga kesehatannya. Karena ternyata beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa stress bisa menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara menurunkan jumlah fighting desease cells, mengalahkan sel-sel antibodi. Akibatnya, orang tersebut akan cenderung sering dan mudah terinfeksi penyakit, terkena alergi serta menurunkan sistem autoimmune-nya. Jadi, tidak mengherankan jika orang stress bolak balik sakit, ya migrain, jantung, dan sebagainya sehingga jumlah absensinya meningkat.
Untuk itu, sebaiknya Bawon melakukan olah raga yang tidak terlalu memeras tanaga secara teratur, seperti jalan lambat, tai chi jika bisa, aerobik ringan, dll.
Konsumsi banyak vitamin B seperti kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, beras merah, dll serta vitamin C dari buah-buahan akan membantu proses penyembuhan. Pola makan sehat, menghindari makanan berkolesterol atau fast food (makanan siap saji) juga disarankan. Jadi, proses penyembuhan stress tidak hanya berorientasi psikologis tapi juga fisik, karena sudah saling berkaitan.
Jika tindakan di atas masih belum membawa kemajuan, cobalah untuk merujuk Bawon ke profesional psikolog..
Demkian saja Aulia yang bisa saya sampaikan. Jangan segan untuk tetap berkomunikasi dengan kami.. dan semoga berhasil yaa. Niat dan tindakan baik akan berbuah kebaikan juga. Amin..

0 Responses to "STRESS KERJA"

Here We Are